Minggu, 29 Mei 2011

 

 

ISTILAH-ISTILAH DALAM PSIKOLOGI AGAMA

  1. Awareness: kesadaran.
  2. Act regression: kemunduran tingkah laku.
  3. Adaptive act: perbuatan adaptif, perbuatan dapat menyesuaikan diri.
  4. Adaptive behavior: tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri.
  5. Ascendance, ascendant behavior: tingkah laku berkuasa, prilaku yang menguasai.
  6. Ascendance-submission: kekuasaan, kepatuhan.
  7. Asosiasi bebas (free-association) : metode “psikoanalisis” yang didalamnya seseorang secara terbuka melaporkan kepada terapis segala sesuatu yang memasuki pikiran sadarnya sewaktu hal itu muncul. Prosesnya sering berawal dengan pengajuan kata atau sejumlah kata secara acak oleh terapis. Bagi terapis, tujuannya adalah mendeteksi pengaruh “bawah sadar” yang mengendalikan asosiasi itu
  8. Authoritarian personality: kepribadian otoriter.
  9. Bawah-sadar (unconscious): Aspek psiki yang mengandung segala sesuatu yang tidak mudah diakses ke bidang kesadaran terdekat.
  10. Behavior: tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk, perangai.
  11. Behavioral: berhubungan dengan kelakuan/perangai.
  12. Belief dilemma: dilema keyakinan, kepercayaan.
  13. Belief vame matriy: acuan atau matres nilai-nilai keyakinan.
  14. Child centered: berpusat pada pribadi anak.
  15. Child development: perkembangan anak.
  16. Collective mind: jiwa kolektif, pikiran (akal, ingatan) kolektif.
  17. Conventional stage of moral development: tingkat, taraf konvensioanal   perkembangan moral.
  18. Denial : Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan. Denial beroperasi pada taraf preconscius atau conscious.
  19. Delusi (delusion) : keyakinan sesat yang tidak akan dilepas walaupun bukti kesesatannya dihadirkan.
  20. Development: perkembangan.
  21. Development age: usia perkembangan.
  22. Developmental stage: tingkat atau taraf perkembangan.
  23. Deviate: menyimpang.
  24. Displacement : salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”. misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya.
  25. Deviation: deviasi, penyimpangan.
  26. Disposition: disposisi, watak, pembagian, penempatan, pengaturan, kecondongan.
  27. Ego anyiety: kecemasan ego.
  28. Egocentric: egosentris.
  29. Ego defense: pertahanan/pembelaan ego.
  30. Emotional: emosional.
  31. Excitatory tendency: kecenderungan pada kegairahan.
  32. Excitement: kegairahan, kegembiraan, perangsangan.
  33. Exhibitionistic attitude: sikap ekshibisionistis.
  34. Exploratory behavior: tingkah laku yang suka menyelidiki, menjelajah.
  35. Expressive: ekspresif, bersifat menyatakan perasaan.
  36. Faculty psychology: psikologi kemampuan/kecakapan.
  37. Fath healing: pengobatan dengan menggunakan kebatinan.
  38. Acquired characteristics: karakteristik yang diperoleh.
  39. Acquisitiveness:  kekerasan atau kegigihan untuk memiliki, ketamakan,   keserakahan.
  40. Act: perbuatan, tindakan, akta, kegiatan.
  41. Act psychology: psikologi perbuatan, psikologi akta.
  42. Anima : kata latin untuk “jiwa”, yang digunakan Jung untuk menunjukkan lapisan “bawah-sadar” yang lebih daripada “bayang-bayang”nya.
  43. Authoritarian personality: kepribadian otoriter.
  44. Behavior: tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk, perangai.
  45. Behavioral: berhubungan dengan kelakuan/perangai.
  46. Belief dilemma: dilema keyakinan, kepercayaan.
  47. Belief vame matriy: acuan atau matres nilai-nilai keyakinan.
  48. Child centered: berpusat pada pribadi anak.
  49. Child development: perkembangan anak.
  50. Collective mind: jiwa kolektif, pikiran (akal, ingatan) kolektif.
  51. Conventional stage of moral development: tingkat, taraf konvensioanal   perkembangan moral.
  52. Development: perkembangan.
  53. Development age: usia perkembangan.
  54. Developmental stage: tingkat atau taraf perkembangan.
  55. Deviate: menyimpang.
  56. Id psikoanalisis: bagian jiwa.
  57. Impliet behavior: tingkah laku implisit
  58. Deviation: deviasi, penyimpangan.
  59. Disposition: disposisi, watak, pembagian, penempatan, pengaturan, kecondongan.
  60. Ego anyiety: kecemasan ego.
  61. Egocentric: egosentris.
  62. Ego defense: pertahanan/pembelaan ego.
  63. Emotional: emosional.
  64. Excitatory tendency: kecenderungan pada kegairahan.
  65. Excitement: kegairahan, kegembiraan, perangsangan.
  66. Acquired characteristics: karakteristik yang diperoleh
  67. Exhibitionistic attitude: sikap ekshibisionistis.
  68. Primary Personality: kepribadian primer.
  69. Problem behavior: tingkah laku bermasalah.
  70. Psyche (jiwa) rage: kemarahan.
  71. Regulatory behavior: tingkah laku yang mengatur.
  72. Roughness: kekasaran, kesesatan.
  73. Sanguine: riang penuh
  74. Grouf mind: jiwa kelompok.
  75. Growth: pertumbuhan, perkembangan.
  76. Goal-directed behavior: tingkah laku terarah pada sasaran.
  77. Group norm: norma kelompok
  78. Adaptive act: perbuatan adaptif, perbuatan dapat menyesuaikan diri.
  79. Adaptive behavior: tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri.
  80. Ascendance, ascendant behavior: tingkah laku berkuasa, prilaku yang menguasai.
  81. Ascendance-submission: kekuasaan, kepatuhan.
  82. Exploratory behavior: tingkah laku yang suka menyelidiki, menjelajah.
  83. Expressive: ekspresif, bersifat menyatakan perasaan.
  84. Faculty psychology: psikologi kemampuan/kecakapan.
  85. Fath healing: pengobatan dengan menggunakan kebatinan.
  86. Frustation: frustasi.
  87. Acquisitiveness: kekerasan atau kegigihan untuk memiliki, ketamakan, keserakahan.
  88. Act: perbuatan, tindakan, akta, kegiatan.
  89. Act psychology: psikologi perbuatan, psikologi akta.
  90. Awareness: kesadaran.
  91. Act regression: kemunduran tingkah laku.
  92. Guilt: perasaan bersalah.
  93. Habit: kebiasaan.
  94. Hate: rasa benci.
  95. Higher mental processes: proses mental lebih tinggi.
  96. Hope: harapan, asa.
  97. Human nature: sifat manusia.
  98. Magic: magis.
  99. Mania: tingkah laku bengis.
  100.  Hunger drive: dorongan lapar.
  101. Ictal emotions: emosi iktal, luapan emosi.
  102. Interbahavioral psychology: psikologi interprika.
  103. Jactitation: amat gelisah.
  104. Jealousy: iri hati.
  105.  Lifetime personality: kepribadian tempo hidup.
  106.  Maintenance: tingkat kemandirian, kemampuan mempertahankan diri.
  107. Margin of attention or conciousness: batas perhatian, kesadaran.
  108. Mental illness: sakit jiwa, penyakit mental.
  109.  Mind-blindness: kebutuhan jiwa.
  110. Social behavior: tingkah laku sosial.
  111. Social control: kontrol sosial.
  112.  Mind-body problem: masalah jiwa badan.
  113. Mood: keadaan jiwa, suasana hati.
  114. Moral: menyinggung akhlak.
  115. Self consistency: kemantapan diri.
  116. Social attitude: sikap sosial.
  117. Social being: makhluk sosial
  118. Non compos mentis: tidak memiliki kemampuan jiwa.
  119. Non consious: tidak sadar.
  120. Over behavior: tingkah laku yang bisa diamati.
  121. Pain: perasaan sakit, rasa sedih.
  122. Development: perkembangan.
  123. Development age: usia perkembangan.
  124. Developmental stage: tingkat atau taraf perkembangan.
  125. Deviate: menyimpang.
  126. Deviation: deviasi, penyimpangan. 
  127. Disposition: disposisi, watak, pembagian, penempatan, pengaturan, kecondongan.
  128. Ego anyiety: kecemasan ego.
  129. Egocentric: egosentris.
  130. Ego defense: pertahanan/pembelaan ego.
  131. Emotional: emosional.
  132. Acquired characteristics: karakteristik yang diperoleh.
  133. Acquisitiveness: kekerasan atau kegigihan untuk memiliki, ketamakan, keserakahan.
  1. Act: perbuatan, tindakan, akta, kegiatan.
  2. Act psychology: psikologi perbuatan, psikologi akta.
136.    Anima : kata latin untuk “jiwa”, yang digunakan Jung untuk menunjukkan lapisan “bawah-sadar” yang lebih daripada “bayang-bayang”nya.
  1. Awareness: kesadaran.
  2. Act regression: kemunduran tingkah laku.
  3. Adaptive act: perbuatan adaptif, perbuatan dapat menyesuaikan diri.
  4. Adaptive behavior: tingkah laku adaptif, yang dapat menyesuaikan diri.
  5. Ascendance, ascendant behavior: tingkah laku berkuasa, prilaku yang menguasai.
  6. Ascendance-submission: kekuasaan, kepatuhan. 
  7. Asosiasi bebas (free-association) : metode “psikoanalisis” yang didalamnya seseorang secara terbuka melaporkan kepada terapis segala sesuatu yang memasuki pikiran sadarnya sewaktu hal itu muncul. Prosesnya sering berawal dengan pengajuan kata atau sejumlah kata secara acak oleh terapis. Bagi terapis, tujuannya adalah mendeteksi pengaruh “bawah sadar” yang mengendalikan asosiasi itu
  1. Authoritarian personality: kepribadian otoriter.
  2. Bawah-sadar (unconscious): Aspek psiki yang mengandung segala sesuatu yang tidak mudah diakses ke bidang kesadaran terdekat.
  3. Behavior: tingkah laku, kelakuan, perilaku, tindak-tanduk, perangai.
  4. Behavioral: berhubungan dengan kelakuan/perangai.
  5. Belief dilemma: dilema keyakinan, kepercayaan.
  6. Belief vame matriy: acuan atau matres nilai-nilai keyakinan.
  7. Child centered: berpusat pada pribadi anak.
  8. Child development: perkembangan anak.
  9. Collective mind: jiwa kolektif, pikiran (akal, ingatan) kolektif. 
  10. Conventional stage of moral development: tingkat, taraf konvensioanal   perkembangan moral. 
  11.   Denial : Memainkan peran defensif, sama seperti represi. orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek hidup yang menyulitkan. Denial beroperasi pada taraf preconscius atau conscious. 
  12. Delusi (delusion) : keyakinan sesat yang tidak akan dilepas walaupun bukti kesesatannya dihadirkan.
  1. Development: perkembangan.
  2. Development age: usia perkembangan.
  3. Developmental stage: tingkat atau taraf perkembangan.
  4. Deviate: menyimpang. 
  5.   Displacement : salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek “yang lebih aman”. misalnya orang penakut yang tidak

PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA

PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA 




PENGERTIAN PSIKOLOGI AGAMA MENURUT PARA AHLI
Sehubugan dengan psikologi agama Jalaludin (1979:77) berpendapat bahwa Psikologi Agama menggunakan dua kata yaitu Psikologi dan Agama, kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda. Dimana Psikologi secara umum diartikan sebagai ilmu yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab, sedangkan agama adalah kepercayaan manusia (keyakinan), jadi psikologi agama adalah perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Sedangkan menurut Zakiah Darajat, (1970:11), psikologi agama adalah meneliti dan menelaah kehidupan beragama pada seseorang yang mempelajari berapa besar pengaruh kenyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan hidup pada umumnya. Di sampinga itu, psikologi agama jua mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.
Robert H. Thouless : 25 berpendapat bahwa psikologi agama adalah cabang dari psikologi yang bertujuan mengembangkan pemahaman terhadap perilaku keagamaan dengan megaplikasikan prinsip-prinsip psikologi yang dipungut dari kajian terhadap perilaku bukan keagamaan.
SUMBER JIWA AGAMA MENURUT PARA AHLI
Sumber jiwa agama menurut para ahli dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu yang berpandangan monistik dan yang berpandangan fakulty.
1. Teori Monistik
Menurut teori monistik, bahwa sumber jiwa beragama adalah tunggal atau terdapat satu hal yang dominan .
Pendapat para ahli yang masuk dalam teori ini antar lain:
a. Thomas van Aquino
Thomas Aquino mengemukakan bahwa yang menjadi sumber jiwa agama adalah berpikir. Manusia ber-Tuhan karena manusia menggunakan pikirannya.
b. Frederick Scheilmacher
Sumber jiwa agama berasal dari rasa ketergantungan kepada Yang Maha Mutlak (sense of Depend) . Dengan adanya ketergantungan kepada Yang Maha Mutlak, manusia jadi lemah. Karena itu manusia butuh atau bergantung pada sesuatu yang berada di luar dirinya, yaitu Tuhan.
c. Rudolf Otto
Ia berpendapat bahwa sumber jiwa agama adalah faktor non rasional yang dipengaruhi perasaan ketuhanan (nominous) sebagai perasaan takjub, kagum yang hebat dihadapan “Yang Sepenuhnya Lain”. Perasaan ini diistilahkan sebagai Mysterium tremendum yaitu perasaan takut dan menarik.
d. Sigmun Fred
Pendapatnya mengenai sumber jiwa agama adalah libido sexual. Ide ini berasal dari mitos Yunani kuno, yaitu pembunuhan Dedipoes pada ayahnya karena menghalangi hasratnya pada ibunya. Setelah itu timbul perasaan bersalah. Untuk menghilangkannya, ia melakukan pemujaan, sebagai bentuk awal kepercayaan pada Tuhan.
2. Teori Fakulty
Menurut teori ini, sumber jiwa agama tidak timbul dari satu faktor saja. Tetapi berasal dari berbagai unsur. Unsur yang dianggap paling berpengaruh adalah cipta (reason), rasa (emotion), dan karsa (will).
Tokoh dari teori ini antara lain:
a. G.M. Straton
Beliau berpendapat bahwa sumber jiwa agama adalah konflik batin. Dalam kehidupan manusia terus didera berbagai masalah yang membuat batin mengalami kecemasan, rasa bingung, takut dll. Ketika perasaan ini telah memuncak dan tak mampu diselesaikan, ia akan mencari pertolongan pada “Sesuatu Yang Maha Mampu” yaitu Tuhan.
b. Zakiah Drajat
Selain kebutuhan jasmani, manusia juga memiliki kebutuhan rohani, antara lain kebutuhan kasih sayang, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan rasa harga diri, kebutuhan rasa bebas, kebutuhan rasa sukses, dan kebutuhan rasa ingin tahu. Semua kebutuhan tersebut dapat tersalurkan melalui agama.
c. W.H. Thomas
Melalui teori Faur Wishes, ia mengemukakan yang menjadi sumber jiwa agama adalah empat macam keinginan untuk selamat, mendapat penghargaan, ditanggapi dan pengetahuan atau pengalaman. Kesemuanya itu dapat dipenuhi melalui agama.
Sumber Jiwa Agama Menurut Islam
Di dalam Al-qur’an sumber jiwa agama dapat ditemukan dalam surat Ar-Rum ayat 30 yang berarti: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang menciptakan manusia menurut fitrah itu. Itulah agama yang lurus, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Rum:30). Ayat tersebut menyatakan bahwa secara fitrah, manusia adalah makhluk beragama. Secara naluri manusia pada hakikatnya selalu meyakini adanya Tuhan Yang Maha Kuasa. Walaupun secara dhohir ada beberapa golongan yang tidak mengakui adanya Tuhan (atheis), tetapi itu hanya pernyataan lisan. Secara hakiki ia tetap meyakini adanya kekuatan di luar kekuatannya yang tidak mungkin dilampaui dan memiliki kekuatan Yang Maha.
Menurut Nurcholis Majid, agama merupakan fitrah munazal yang diturunkan Allah untuk menguatkan fitrah yang telah ada secara alami. Dengan fitrah ini manusia tergerak untuk melakukan kegiatan atau ritual yang diperintahkan oleh Yang Maha Kuasa, yang berbentuk upacara ritual, kegiatan kemanusiaan, kegiatan berfikir dll.
Dalam manusia juga terdapat naluri untuk mencintai dan dicintai Tuhan. Keinginan ini tidak mungkin dapat terpenuhi kecuali melalui kegiatan beragama. Bahkan naluri ini memiliki porsi yang cukup besar dalam jajaran naluri yang dimiliki manusia.
Menurut Quraish Shihab, sumber jiwa agama seseorang bersumber dari penemuan rasa kebenaran, keindahan dan kebaikan, hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut. Ketika manusia memperhatikan keindahan alam, maka akan timbul kekaguman, kemudian menemukan kebaikan pada alam semesta yang diciptakan untuk manusia, kemudian manusia mencari apa yang paling indah, paling benar dan paling baik yang pada akhirnya jawaban dari pertanyaan tersebut adalah Tuhan.













DAFTAR PUSTAKA
- Robert W.Crapps, An Introduction to Psycologi of Religion, bagian III, alih bahasa.
- Agus M.Harjana, Perkembangan kepribadian dan Keagamaan, Yogyakarta:Kanisius, cet.I,1994.
- Nurcholish Majid, Islam, Dokrin, Peradaban, Jakarta: Yayasan Paramadina, cet II, 1992.
- Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan,1996

Rabu, 18 Mei 2011

Salawat...yuk Salawat...!



Allah Swt. Berfirman:
Sesungguhnya Allah dan malaikat – malaikatnya-Nya bersalawat untuk Nabi. Hai orang – orang yang beriman, bersalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS al – Ahzab[33]:56)

Nabi Saw. yang mulia bersabda:

“Tidaklah salah seorang diantara kalian dianggap beriman sebelum dia lebih mencintaiku dari pada dirinya sendiri, anaknya dan semua manusia”(HR Ahmad, Al-Bukhari, Muslim, Al- Tirmidzi, Al-Nasa’I dan Ibn Majah dari Anas r.a.)

“Ajarilah anak – anak kalian tiga hal, yaitu cinta kepada Nabi kalian, cinta kepada keluarganya dan membaca al – Qur’an al – Karim. Karena sesungguhnya penghapal al – Qur’an al – Karim akan selalu berada di bawah naungan Allah Swt. pada hari kiamat ketika tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya bersama para Nabi dan orang – orang pilihan-Nya”
(HR Abu Nashr al – Syirazi, Al-Daylami dan Ibn al-Najjar dari ‘Ali r.a.)

“Ketahuilah wahai manusia, aku adalah manusia. Hampir saja datang kepadaku utusan dari Tuhanku untuk menjemputku dan aku menyambutnya. Akan tetapi, telah kutinggalkan diantara kalian dua hal yang berat (al-Tsaqalayn).

Pertama,kitabullah yang di dalamnya ada petunjuk dan cahaya. Barangsiapa yang berpegang teguh kepadanya dan mengambil pelajaran darinya, maka dia akan berada diatas petunjuk. Barangsiapa yang menyalahinya, maka dia akan tersesat. Ambillah kitabullah dan berpegang teguhlah kepadanya.

Kedua, keluargaku…kuingatkan kamu kepada Allah tentang keluargaku. Kuingatkan kamu kepada Allah tentang keluargaku”
(HR Imam Ahmad, ‘Abd bin Humayd, Muslim bin Zayd bin arqam r.a.)

“Semua dosa terhalang sampai di bacakan salawat atas Nabi Saw. yang mulia “
(HR Al – Daylami dari Al-Firdaws dari Anas r.a. dan diriwayatkan oleh Bayhaqi dari ‘Ali r.a.)

“Sesungguhnya orang yang paling utama disisiku pada hari kiamat nanti adalah orang yang paling banyak membaca salawat kepadaku”
(HR Al-Nasa’I dan Ibn Hibban dari Ibn Mas’ud r.a.)

“Barang siapa yang membaca salawat satu kali kepadaku, maka Allah akan mendoakannya sepuluh kali, menghapuskan sepuluh kesalahannya dan mengangkat derajatnya sepuluh tingkatan” (HR Ahmad, Al-Nasa’I, dan Al-Hakim dari Anas r.a.)

“Tidak ada seorangpun yang mengucapkan salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan salam itu kepada ruhku sehingga aku dapat membalas salamnya”
(HR Abu Dawud dari Abu Hurayrah r.a.)

“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku sepuluh kali di pagi hari dan sepuluh kali di petang hari, maka dia aan mendapatkan syafaatku di hari kiamat kelak”
(HR Al-Thabrani dari Abu al-Darda’ r.a.)

“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku seratus kali dalam satu hari, maka Allah akanmemenuhi seratus macam keperluannya. Tujuh puluh keperluan di akhirat, dan tiga puluh keperluan di dunia.” (HR Ibn al-Najjar dari Jabir r.a.)

“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku seribu kali dalam satu hari, maka dia tidak mati sampai di beritahukan surga sebagai balasannya”
(HR Abu al-Syaykh dari anas r.a.)

“Bacakanlah salawat atas para Nabi Allah dan para Rasulnya, sebagaimana kalian bersalawat atasku. Sebab sesungguhnya mereka itu diutus olaeh Allah sebagaimana aku”
(HR Ahmad dan Al-Khathib dari Abu hurayrah r.a.)

“Perbanyaklah salawat atas diriku pada hari Jum’at, karena sesungguhnya salawat umatku ditunjukkan kepadaku pada setiap hari Jum’at. Barangsiapa yang paling banyak salawatnya kepadaku, maka dialah yang paling dekat kedudukannya kepada diriku”
(HR Al-Bayhaqi dari Abu ‘Umamah r.a.)

“ Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku pada hari Jum’at seratus kali, maka pada hari kiamat kelak dia akan datang bersama- sama cahaya. Seandainya cahaya itu di bagi – bagikan kepada semua makhluk-Nya, maka cahaya itu cukup untuk mereka”
(HR Abu Nu’aym dari ‘Ali bin al-Husayn r.a.)

“Dimana saja kamu berada maka bacalah salawat atas diriku, karena sesungguhnya salawat itu akan sampai kepadaku”(HR Al-Thabrani dari Al-Husayn bin ‘Ali r.a.)

“Kehidupanku lebih baik dari kamu. Jika aku meninggal dunia, maka kematianku itu adalah lebih baik bagi kamu karena sesungguhnya amal-amal kamu akan disampaikan kepadaku. Jika aku melihatnya sebagai kebaikan, maka aku akan menyampaikan pujian kepada Allah Swt. Jika aku melihatnya sebagai keburukan, maka aku akan memohonkan ampun untuk kamu.”(HR Ibn Sa’ad dari Bakr bin ‘Abdullah r.a.)

“Barangsiapa yang membaca salawat kepadaku pada hari Jum’at dua ratus kali, maka dosanya selama dua ratus tahun akan di ampuni”
(HR Al-Daylami dari Abu Dzar r.a.)

“Janganlah kamu menjadikan diriku sebagai wadah air para musafir yang menempatkan air di tempat itu. Jika dia memerlukannya maka dia akan meminum air itu. Jika dia tidak memerlukannya maka dia akan mencampakkannya. Tempatkanlah diriku di awal, tengah, dan akhir perkataanmu” (HR Ibn al-Najjar dari Ibn Mas’ud r.a.)

pantun banjar

PANTUN HAGAN ACARA PARKAWINAN

 

 


Rumah Banjar batawing papan
Lawangnya bapalang watun
Assalamulaikum kami ucapkan
Handak bamula marangkai pantun

Anak punai maurak alar
Bajalan bajingkit-jingkit
Umai-umai pangéntén Banjar
Basésérétan tangan bakait

Maracik pandan wan pudak
Lalu dihambur kapatataian
Urang malihat badaraw surak
Pangénténnya kasisipuan

Burung bilatuk duduk baréndéng
Baréndéng di kayu jati
Pangénténnya duduk basanding
Rupa bungas baik budi

Makan mangga buah kesturi
Maméncok asam balahan
Baik-baik mambawa diri
Hidup baiman mati baiman

Setanggi bunga kenanga
Harum baunya di tanah Banjar
Barupa bungas apalah artinya
Adat pusaka mun dilanggar

Baunya harum kambang melati
Kambang bogam kambang untaian
Sembah sujud sapuluh jari
Doa restu ulun harapkan

Ayu ja Ding lakasi luruh kalambu
Imbahitu bujurakan buncu-buncunya
Apik-apik Dinglah mamacul baju
( ai napa garang Ka. Badidiam ja Dingai )
Kéna supan katahuan abah wan uma

Daun si daun dadap
Gugurnya ka atas watun
Ada salah ampun maap
Sampai disini untaian pantun

puisi cinta

Karena Kamu Cuma Satu


Kau yang paling setia, kau yang teristimewa
Kau yang aku cinta, cuma engkau saja
Dari semua wanita aku yang juara
Dari semua pria kau yang paling sejiwa


Denganmu semua air mata menjadi tawa suara ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia
denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku
karena kamu cuma satu untukku


Kau satu-satunya dan tak ada dua
Apalagi tiga, cuma engkau saja


Denganmu semua air mata menjadi tawa suara ria
Akankah kau selalu ada menemani dalam suka duka
Denganmu aku bahagia
denganmu semua ceria
Janganlah kau berpaling dariku
karena kamu cuma satu untukku
Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq.

 

Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq dilahirkan di Kampung Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan pada tahun 1287 H/1864 M., dari seorang ayah bernama Muhammad Afif bin Khadhi H. Mahmud dan ibu bernama Shafura. Ia adalah keturunan (buyut) dari Maulana Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, yaitu sosok ulama besar yang pertama kali mengembangkan Islam di Kalimantan.
Syekh Abdurrahman Siddiq memulai pendidikannya dengan menimba ilmu dasar-dasar agama pada Mak Ciknya, Siti Saidah, seperti membaca al-Qur’an, ilmu fiqh dan ilmu Alat (khususnya dari kitab-kitab fiqh seperti: Kitab Dammun, Matan Jurumiah, dan Matan Bina). Pada usia 13 tahun, ia meluaskan pengetahuannya dengan mempelajari berbagai kitab antara lain: Kitab Mukhtasar, Kailani, Ilmu Bayan, Mantik, Ma’ani, Tafsir dan Hadis. Saat usianya menginjak dewasa, ia memutuskan ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agama. Di Mekkah, ia berguru pada beberapa ulama besar kala itu, seperti Syekh Said Satta (pengarang kitab I’anatut al-Thalibin), Syekh Ahmad Dimyati, Syekh Ahmad Bapadhil, dan Syekh Umar Sambas. Selain berguru secara formal pada guru-guru terkemuka di Masjidil Haram, ia juga banyak berguru pada ulama-ulama sufi di kota Mekkah. Maka tak heran, jika Syekh Abdurrahman Siddiq lebih banyak berkarya di bidang ilmu tauhid daripada ilmu fiqh. Setelah 6 tahun menimba ilmu di Mekkah, sekitar tahun 1316 H, ia kembali ke kampung halamannya di Kampung Dalam Pagar, Martapura, untuk menyebarkan agama Islam.
Sekitar tahun 1324 H/1913 M, Syekh Abdurrahman Siddiq merantau ke Indragiri. Ketika datang pertama kali, ia bermastautin di Sapat (sekarang ibukota kecamatan Kuala Indragiri) sebagai tukang mas selama 7 bulan. Kemudian tahun 1337 H, ia secara resmi diangkat menjadi Mufti Kerajaan Indragiri yang pertama oleh Sultan Mahmud Syah yang berkedudukan di Rengat. Ia menjabat mufti di Kerajaan Indragiri selama kurang lebih 20 tahun. Disamping sebagai mufti, ia juga membuka perkebunan kelapa di Parit Hidayat dan mendirikan sebuah perguruan untuk mengajarkan ilmu agama kepada santri-santrinya. Pengajaran biasa diberikan di masjid atau di rumah yang biasa disebut Rumah Besar.
Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq wafat di Parit Hidayat, Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri, Riau, pada tanggal 10 Maret 1366 H/1930 M. Abdurrahman Siddiq meninggalkan sembilan orang istri yaitu Salmah, Nursam, Rahmah, Zulaiha, Halimah, Fatimah, Hutnah, Aminah, dan Fatmah dan 35 orang putra-putri. Salah satu peninggalan Syekh Abdurrahman Siddiq yang terkenal adalah Masjid Tua di Parit Hidayat yang dibangun bersama para santri pada tahun 1927.
2. Pemikiran / Pengaruh
Salah satu karya Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq yang sangat terkenal adalah Syair Ibarat Khabar Kiamat yang dikategorikan sebagai karya sastra keagamaan (Islam). Ide, gagasan, dan pandangan Syekh Abdurrahman Siddiq banyak tertuang melalui syair-syair yang termaktub di dalamnya. Salah satunya adalah mengenai eksistensi manusia dan hari kiamat. Menurut Abdurrahman Siddiq, eksistensi manusia sebagai makhluk tuhan adalah sebagai khalifah dan sekaligus hamba Allah di muka bumi, yang datang dan akan kembali kepada-Nya. Konsep eksistensi manusia sebagai khalifah adalah meletakkan manusia sebagai makhluk tuhan yang bertanggung jawab atas segala tingkah-lakunya di dunia ini. Manifestasi dari konsep manusia sebagai khalifah dapat dilihat dalam pengabdian diri kepada tuhan melalui shalat bagi umat Islam. Shalat adalah sebuah kewajiban yang konstan dan absolut, tidak ada pengecualian terhadap suatu golongan untuk tidak mengerjakan perintah shalat dalam kondisi apapun. Hal inilah yang mengakibatkan adanya ganjaran dan hukuman bagi manusia di akhirat kelak. Ibadah shalat merupakan syarat utama dalam mengesahkan pemberian ganjaran tersebut, sebagaimana digambarkan dalam syair berikut;
pahala sembahyang tiada berkurang
banyaknya lebih daripada bintang
meninggalkan dia amal pun hilang
di akhirat tiada lagi ditimbang
jika tiada sembahyang selama-lama
Haji dan zakat tiada diterima
Adapun pandangan Syekh Abdurrahman Siddiq mengenai hari kiamat ialah bahwa kefanaan dunia ini diakhiri sebuah kejadian yang mahadahsyat yaitu hari kiamat. Terjadinya kiamat adalah sebuah momen puncak hancurnya dunia ini dan disambut oleh alam akhirat yang kekal dimana semua manusia akan menemuinya setelah menjalani proses kematian di dunia.
Ide dan gagasan Syekh Abdurrahman Siddiq tersebut, banyak memberikan pengaruh kepada para seniman di daerah Sumatera, khususnya Riau dan kawasan-kawasan lain seperti Kalimantan, Semenanjung Malaysia, dan bahkan sampai ke pulau Jawa.
3. Karya-karya
Sebagai sosok ulama besar dan seorang pujangga, Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq telah melahirkan beberapa karya tulis berupa buku-buku agama dan karya sastra, antara lain:
Syair Ibarat Khabar Kiamat, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1915).
Fath al-Alim fi Tartib al-Ta’lim (tahun 1929).
Risalah Amal Ma’rifat, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1338).
Asrar al-Shalat min ‘Iddat al-Kutub al-Mu’tabarat, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1931).
Bay’ al-Hayawan li al-Kafirin, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1916 M).
Risalah fi ‘Aqaid al-Iman, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1936).
Kitab al-Farai’dh, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1919).
Majmu’ al-Ayat wa al-Ahadits fi Fahmi al-’Ilm wa al-Ulama wa al-Muta’allimin wa al-Mustami’in, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1927).
Tazkiratun li Nafsi wa li Amtsali, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1935).
Maw’izhatun li Nafsi wa li Amtsali Min al-Ikhwan, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1936).
Risalah Syajarah al-Arsyadiyyah wa ma Ulhiqa Biha, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1937).
Risalah Takmilat Qawal al-Mukhtashar, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1937).
Sejarah Perkembangan Islam di Kerajaan Banjar.
Kumpulan Khutbah, diterbitkan oleh Mathba’ah Ahmadiah Press, Singapura (tahun 1938)

.paragraf persuasif


Paragraf Persuasif


A. Pengertian paragraph Persuasif
        Paragraf persuasif adalah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian dengan data dan fakta

Berikut ini langkah-langkah yang dapat ditempuh bila Anda akan menulis paragraf persuasif.


B. Menentukan Topik dan Tujuan  Dalam Paragraf Persuasif

Dalam paragraf persuasif, tujuan penulis dapat dikemukakan secara langsung. Misalnya, topik yang dibuat oleh penulis adalah “Menghidari pengaruh buruk nakotika dan obat-obatan terlarang lainnya”. Tujuan penulisan yang dapat dirumuskan adalah meyakinkan pembaca bahwa narkotika dan obat-obat terlarang lain merupakan pembunuh berdarah dingin yang secara perlahan membawa pecandunya ke liang lahat.


C. Membuat kerangka Karangan Paragraf Persuasif


Agar susunan tulisan persuasif itu sistematis dan logis, kerangka tulisan perlu mendapat perhatian dalam perumusannya.

Susunan pembahasan yang tepat untuk paragraf persuasif adalah susunan logis dengan urutan sebab akibat. Dengan pembahasan seperti ini, pembaca langsung dihadapkan pada masalah yang sedang dibahas.


Contoh kerangka tulisan persuasif dengan topik “Menghilangkan pengaruh buruk narkotika dan obat-obat terlarang lain” ialah sebagai berikut.

Kerangka Tulisan Persuasif
1. Hakikat Narkotika dan Obat-obat Terlarang
1.1 Pengertian narkotika dan obat-obat terlarang
1.2 Jenis narkotika, bentuk, dan harga
1.3 Efek masing-masing jenis narkotika bagi tubuh
2. Latar Belakang Pecandu Narkotika
2.1 Frustasi
2.2 Broken home
2.3 Ingin disebut modern
2.4 Sebab-sebab lain
3. Pengaruh yang Ditimbulkan oleh Narkotika
3.1 Pengaruh narkotika terhadap kondisi fisik dan kejiwaan pecandu
3.2 Pengaruh narkotika terhadap masa depan pecandu
3.3 Pengaruh narkotika terhadap masyarakat
4. Cara Penanggulangan yang Mungkin Dilakukan
4.1 Menghilangkan hal-hal yang menjadi penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam dunia narkotika
4.2 Meningkatkan kerja sama antara orang tua-gurukepolisian dalam memberantas narkotika

D. Mengumpulkan Bahan Untuk Paragraf Persuasif

Bahan dapat diperoleh melalui kegiatan pengamatan, wawancara, dan penyebaran angket kepada responden.
Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat membuat catatan, baik kutipan langsung maupun tidak langsung, yang nantinya dapat dijadikan sebagai barang bukti
.
Contoh.
Peneliti mengungkapkan bahwa sebab-sebab seseorang dapat terjerumus ke dalam dunia narkotika: 45% broken home, 20% frustasi, 17% ingin disebut modern, dan sisanya karena sebab lain (Sukartono, 1987:45)
Artinya:
Data tersebut diperoleh dari buku karangan Sukartono yang diterbitkan pada tahun 1987, halaman 45.


E. Menarik Kesimpulan dari Paragraf Persuasif

Penarikan kesimpulan dalam suatu karangan persuasi harus kitalakukan dengan benar agar tujuan kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat dibuat apabila data yang diperoleh telah dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan cara induksi atau deduksi.

Contoh:
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di beberapa kota besar di Jawa Barat dapat dikemukakan ciri-ciri seorang pecandu narkoba adalah ....

F. Penutup Paragraf Persuasif


Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk waspada dan hati-hati agar tidak terjerumus ke dalam dunia narkotika dan menjauhi narkotika yang berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa.


G. Contoh paragraf persuasif:
                       
            Kita semua mengetahui bahawa kondisi lingkungan Kota Jakarta sudah sangat memprihatinkan. Banyak sekali sungai yang kotor akibat pembuangan limbah yang tidak teratur serta pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin banyak. Ini semua dapat menyebabkan gangguan bagi makhluk hidup di Kota Jakarta, temasuk manusia. Pernapasan kita dapat terganggu dan keindahan Kota Jakarta tercemar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika kita sebagai penduduk Kota Jakarta berusaha untuk melestarikan lingkungan kota ini dengan berbagai macam usaha. Di antaranya adalah dengan penghijauan, pembuatan taman kota, dan pelarangan membuang sampah di sembarang tempat. Ini semua dapat mengendalikan keindahan Kota Jakarta.


RESEP MEMBUAT PASTEL 
Bahan  : tepung terigu untuk taburan, 2 butir telur rebus, kupas, iris tipis.

Isi : 3 sdm   margarin, untuk menumis, 4 bh bawang putih, 10 btr bawang merah, 150 gr  daging ayam giling, 75 gr   wortel, potong dadu, 75 gr   buncis, iris 1/2 cm, 1 sdt garam, 1 sdt merica bubuk, 1 sdt  gula pasir, 100 cc susu cair, 2 btg  daun bawang, iris halus,3 btg    seledri, iris halus

Kulit: 250 gr  tepung terigu, 40  gr  margarine, 100 cc air hangat kuku, minyak untuk menggoreng

Cara membuat :

1. Isi : Tumis bawang putih dan bawang merah hingga harum, masukkan daging ayam. Aduk rata.

2. Setelah berubah warna, masukkan wortel, buncis, garam, merica, gula.  Tuangi susu, masak hingga matang. Masukkan daun bawang dan seledri.  Aduk, angkat.

3. Campur semua bahan menjadi satu, uleni adonan hingga lembut dan dapat dibentuk. Gilas adonan hingga setebal ± 1/4 cm di atas meja bertabur tepung terigu.

4. Cetak bentuk bundar bergaris tengah 10 cm


RESEP MEMBUAT RISOLES

Belanja dulu yukz :
  • 100 gram tepung terigu protein sedang
  • 1 butir telur ayam, dikocok lepas
  • 250 mL susu cair
  • 1/2 sendok teh garam
  • 2 sendok makan minyak goreng
Sekarang ke dapur yukz :
  1. Siapkan mangkuk agak besar, masukkan semua bahan kulit risoles ke dalamnya.
  2. Kemudian aduk hingga tercampur rata, jangan terlalu lama.
  3. Panaskan wajan dengan sedikit minyak, cukup dioles saja.
  4. Dengan ukuran sesendok sayur, dadar tipis-tipis adonan kulit risoles hingga habis.
  5. Kemudian isi dengan bahan isi yang sesuai dengan selera atau keinginan Anda.
  6. Selamat mencoba!
Tips :
- Saat membuat dadar, api yang digunakan harus sangat kecil. Ini dimaksudkan agar kulit risoles tidak gosong.
- Aduk-aduk adonan kulitnya dahulu untuk setiap dadar yang akan dibuat.

Pesan : Selamat Menikmati...(untuk 13 lembar)