Rabu, 28 Desember 2011



A.   SEJARAH PERUSAHAAN PT.ANUGRAH KENCANA SAKTI

Pria putus sekolah yang hanya sempat mengenyam pendidikan di ST atau setara SMP, mengawali bisnisnya hanya bermodal sebagai tukang dorong gerobak roti hingga mendapat kepercayaan mengelola toko roti yang bangkrut. Kini ia memiliki enam toko roti yang tersebar di beberapa daerah tembilahan

Puluhan karyawan berbaju putih,di sebuah toko roti Saimen, Jalan Baharudin yusf No 52-54,Tembilahan , tampak sibuk melayani setiap pengunjung yang datang. Di sisi kanan, terlihat rak-rak yang diisi bermacam-macam roti dan kue tradisional. Pembeli pun dapat dengan bebas memilih jajanan kesukaannya. Di bagian dalam tampak antrean para pembeli yang tengah memesan berbagai makanan seperti fried chicken, mi, nasi goreng, serta berbagai menu lainnya. Bahkan kursi-kursi yang disediakan hampir semua diduduki oleh para pengunjung yang menikmati makanan yang telah dibeli. Dari lantai dua bangunan tersebut, terdengar riuh tepuk tangan seperti sebuah acara. Ternyata saat itu sedang berlangsung pemberian Anugerah Gandum Sakti 4. Acara yang telah menjadi agenda tahunan itu memberikan apresiasi kepada pelanggan setianya berupa hadiah-hadiah menarik seperti handphone dan sepeda motor. Di tengah ruang tersebut, tampak berdiri sosok pria berkulit putih yang mengenakan baju kemeja kuning . Dengan penuh senyuman, dia menerima ucapan selamat dari seluruh undangan seraya bersalam-salaman. Dialah Simon daud, sang pemilik toko roti Saimen, Pembawaannya sederhana, tak ubahnya seperti pegawai lain. Sambil tersenyum hangat Ia pun menjelaskan ihwal nama Anugrah Gandum Sakti yang diambil dari kata gandum. “Karena usaha roti, mie, dan ayam goreng, serta kue-kue yang saya kelola semua menggunakan gandum, makanya diberi nama Anugerah Gadum Sakti.

Usaha roti yang dirintis sejak 1993 di Kota Tembilahan bermula dari kesederhanaan. Peralatan yang masih sederhana serta modal terbatas hanya Rp 10 juta. “Modal Rp 10 juta itu sudah termasuk sewa toko, kendaraan, peralatan kue sederhana, bahan baku, dan perlengkapan took.

Dari Tukang Dorong Gerobak Roti hingga Miliki 6 Cabang Toko Roti

Modal usaha yang sangat terbatas itu didapat dari hasil tabungan sejak 1989-1993 sebagai tukang dorong gerobak roti dan pengelola toko roti di Tembilhan. Pengalaman menjadi tukang dorong gerobak roti dilakoninya di usia 16 tahun ketika memutuskan merantau dari Kalimantan ke Tembilahan. Ia berharap setiba di Tembilahan  bisa masuk Balai Pelatihan Kerja yang dikelola orang Jerman. Tapi sayang pelatihan itu sudah ditutup, karena hanya berlangsung lima tahun.

Tak berputus asa, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dia ikut bekerja di sebuah toko roti sebagai tukang gerobak yang mengantarkan roti ke ekspedisi untuk dikirim ke daerah. Selama mendorong gerobak, dengan ringan tangan sering membantu pekerjaan para pembuat roti. Dari rajin membantu dan bertanya itulah akhirnya dia mendapatkan ilmu tentang membuat roti.

Tiga tahun bekerja sebagai pendorong gerobak roti, toko tempatnya bekerja bangkrut dan terlilit utang karena sang pemilik kalah judi. Tak ingin kehilangan pekerjaan, dia pun melakukan negosiasi dengan pabrik roti yang merupakan relasi bisnis tempatnya bekerja. dengan minta ke pemilik pabrik untuk dukung saya menjalankan toko roti yang bangkrut tersebut, dan berjanji akan melunasi utang yang ditinggalkan pemilik sebesar Rp 6 juta. Saya janji lunasi dalam satu tahun,” tegasnya dengan penuh keyakinan kala itu.Berhasil melunasi utang toko roti, pemilik toko pun akhirnya menyerahkan usahanya kepadanya  dengan pembayaran modal toko sebesar Rp 4 juta, dicicil selama satu tahun.

Bakat usaha sebenarnya telah ditanamkan oleh orangtuanya yang hanya bekerja sebagai nelayan. Dulu, sebelum berangkat sekolah ST, oleh orangtuanya  disuruh mengantar ikan terlebih dahulu ke pasar. Sesampai di sekolah, tubuhnya sering tercium bau amis ikan. Karena itu dia sering mendapat ejekan teman sekolahnya dan bahkan dijauhi. Tapi bagi dia itu bukan masalah untuk bisa meneruskan sekolah.

Menjalankan bisnis roti, menurutnya, perlu kerja keras, penelitian soal rasa dan selera pasar, serta kualitas makanan. Berkat keuletan dan kepiawaiannya menjalankan usaha roti, usaha itu pun terus berkembang dengan menambah berbagai menu seperti mi, ayam goreng, dan kue jajanan pasar resep roti dan masakan yang ditawarkannya sesuai selera masyarakat setempat.

 

 

 

 

 

 

 

 


 






B.   LAPORAN DATA KEUANGAN PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI


Neraca


PT.ANUGRAH GANDUM KENCANA
29 Desember 2011
Aktiva Lancar:


Kas

Rp   1.200
Piutang (bersih)

4.000
Persediaan:


Barang Jadi
Rp 15.000

Barang Dalam Proses
18.000

Bahan Baku
9.000



42.000
Sewa Dibayar di Muka

1.600


48.800

Laporan Rugi-Laba


PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI

Periode Tahun 2011
Harga Pokok Penjualan:

Persediaan Barang Jadi 1 Januari ………………….
Rp    12.000
(+) Harga Pokok Produksi (lihat skedul) ……………
688.000
Barang Tersedia Untuk Dijual ……………………….
Rp  700.000
(-) Persediaan Barang Jadi 29 Desember ………….
15.000
Harga Pokok Penjualan
Rp  685.000



Skedul Harga Pokok Produksi
PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI
Tahun 2011

Persediaan Barang Dalam Proses 1 Januari 2011

Rp   10.000
Ditambah:



Bahan Baku:



     Persediaan 1 Januari ………………..
Rp    5.000


     Ditambah: Pembelian ……………….
100.000


     Tersedia Dipakai …………..………...
      105.000               105


     Dikurangi : Persediaan 29 Desember
9.000


     Bahan Baku Dipakai ………………………………..
Rp 96.000

Biaya Tenaga Kerja Langsung …………………….….
     200.000

Biaya Overhead Pabrik:



     Tenaga Kerja Tidak Langsung ..……
Rp 50.000


     Listrik dan Air …………………………
140.000


     Bahan Habis Pakai Pabrik ………….
30.000


     Penyusutan Gedung Pabrik ………...
120.000


     Penyusutan Mesin …………………...
60.000


     Total Biaya Overhead Pabrik ………………………
400.000

Total Biaya Produksi tahun ini ……………………………………
696.000
Total Biaya Barang Dalam Proses …………………………………
706.000
Dikurangi:



Persediaan Barang Dalam Proses 29 Desember ……………..
18.000
Harga Pokok Produksi ………………………………………………
688.000



HARGA POKOK PRODUKSI

Biaya produksi atau Harga Pokok Produksi (Cost of Goods Manufactured) merupakan kumpulan dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengolah bahan baku sampai menjadi barang jadi.

Biaya-biaya tersebut terdiri dari:
ü  Biaya Bahan Baku (disingkat BBB)
ü  Biaya Tenaga Kerja Langsung ( disingkat BTKL)
ü  Biaya Overhead Pabrik (disingkat BOP)


Biaya Bahan Baku

  • Biaya Bahan Baku adalah harga perolehan (harga pokok) seluruh substansi / materi pokok yang terdapat pada barang jadi.

  • Bahan baku merupakan bagian Barang jadi yang dapat ditelusur keberadaannya.

  • Bahan baku pada sebuah pabrik dapat berasal dari Barang jadi pabrik yang lain.


Biaya Tenaga Kerja Langsung

  • Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang memiliki kinerja langsung terhadap proses pengolahan barang, baik menggunakan kemampuan fisiknya maupun dengan bantuan mesin.

  • Tenaga kerja langsung memperoleh kontraprestasi yang dikategorikan sebagai Biaya tenaga kerja langsung. Jadi, Biaya Tenaga Kerja Langsung adalah semua kontraprestasi yang diberikan kepada tenaga kerja langsung.



Biaya Overhead Pabrik

  • Biaya Overhead Pabrik adalah biaya-biaya yang timbul dalam proses pengolahan, yang tidak dapat digolongkan dalam biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

  • Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya overhead pabrik, a.l.:
ü  Biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti Upah pengawas, mandor, mekanik, bagian reparasi, dll
ü  Biaya bahan penolong, yaitu macam-macam bahan yang digunakan dalam proses pengolahan, tetapi kuantitasnya sangat kecil dan tidak dapat ditelusur keberadaannya pada barang jadi.
ü  Biaya penyusutan gedung pabrik, Biaya penyusutan mesin, dll



C.    SISTEM AKUNTANSI PT.ANUGRAH KENCANA SAKTI

§  Sistem akuntansi perusahaan PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI dengan sistem fisik:

ü  Rekening Persediaan Bahan Baku hanya digunakan untuk mencatat nilai bahan baku yang masih tersisa, baik di awal maupun akhir periode.

Transaksi pembelian Bahan baku tidak dicatat ke rekening Persediaan Bahan Baku, tetapi dicatat ke rekening Pembelian Bahan Baku, seperti terlihat pada jurnal berikut:

Mei
17
Pembelian Bahan Baku
     Kas / Utang Dagang
Rp 100.000
Rp 100.000

ü  Rekening Persediaan Barang Dalam Proses hanya digunakan untuk mencatat nilai barang yang masih dalam proses, baik di awal maupun akhir periode.

ü  Rekening Persediaan Barang Jadi hanya digunakan untuk mencatat nilai barang jadi pada awal dan akhir periode.

§  Neraca Lajur untuk perusahaan PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI.

PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI
Periode tahun 2011
Nama Rekening
NSSD
Harga Pokok Poduksi
Laporan Rugi-Laba
Neraca
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Debit
Kredit
Persediaan Barang Jadi
  12.000



12.000
   15.000
15.000

Persed. Barang Dlm. Proses
  10.000

  10.000
  18.000


18.000

Persediaan Bahan Baku
    5.000

    5.000
    9.000


  9.000

Pembelian Bahan Baku
100.000

100.000





Biaya Tenaga Kerja Lgsg.
200.000

200.000





Biaya Tenaga Kerja Tak Lgsg.
  50.000

  50.000





Biaya Listrik dan Air
140.000

140.000





Biaya Bahan Habis Pakai
  30.000

  30.000





Biaya Penyst. Gedung Pabrik
120.000

120.000





Biaya Penyst. Mesin
  60.000

  60.000





Biaya Pemasaran
  40.000



40.000



Penjualan

1.500.000



1.500.000



……….
………..
715.000
  27.000




Harga Pokok Produksi



688.000







715.000
715.000






DIREKTUR
 PT.ANUGRAH GANDUM SAKTI
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                Ttd